Sabtu, 27 Desember 2014

EKONOMI GLOBAL

Indonesia dan Ekonomi Global 2015 Oleh: Nelson Sihaloh0 Abstrak Sepanjang tahun 2014 berbagai kejadian dan peristiwa telah dilalui Indonesia dengan menyisakan masalah diantaranya bencana alam disejumlah daerah. Sukses Pilpres 2014 menghantarkan Joko Widodo-M. Jusuf Kalla ke kusi R1-R2. Dalam perjalanan kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla rupiah sempat melemah terhadap kurs dollar AS hingga mencapai Rp. 13.200. Indonesia pada tahun 2015 akan dihadapkan pada kondisi ekonomi global yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan serta risiko pelemahan yang cukup signifikan. Realita kondisi ekonomi global, Indonesia harus melakukan berbagai penguatan struktur ekonomi unggulan dengan memperbaiki sistim yang andal serta tidak mudah diguncang resesi ekonomi. Pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan dengan terus melakukan pengurangan terhadap utang luar negeri yang kini terus membengkak setiap tahun. Apabila Indonesia mampu mencapai surplus neraca keuangan selama 3 tahun ke depan diprediksikan Indonesia akan mampu menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan ekonomi di dunia. Potensi sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang besar Indonesia harus mampu menunjukkan komitmennya untuk mengurangi ketergantungan subsidi BBM termasuk efesiensi anggaran disejumlah Kementrian. Diperlukan sinerginitas ekstra dengan prinsip kehati-hatian terhadap kebijakan sehingga Indonesia tetap mampu bertahan dalam guncangan ekonomi global. Pendahuluan Tahun 2014 Indonesia sukses melaksanakan demokrasi mula dari pemilihan legislatif hingga Pemilu Presiden yang menghantarkan Joko Widodo-M. Jusuf Kalla sebagai R1-R2 yang akan memimpin negeri ini selama 5 tahun ke depan. Berbagai peristiwa bencana alam seperti banjir, longsor hingga pemulangan tenaga kerja indonesia (TKI) yang jumlahnya 1,8 juta orang mengindikasikan bahwa Indonesia perlu melakukan terobosan baru dalam menangani masalah ketenagakerjaan. Sejumlah badan ekonomi dunia memprediksikan bahwa pemulihan ekonomi AS terjadi sangat cepat melampaui prediksi para analis sepanjang 2014. Meski terjadi pelemahan di kuartal pertama, tapi AS berhasil bangkit dengan cepat pada dua kuartal berikutnya. Sementara pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang melambat lantaran anjloknya harga minyak global.(sumber:laporan QNB Research,2014). Menurut laporan QNB Research,et. Beberapa hal yang perlu diwaspadai dalam tatanan ekonomi global khususnya tahunn 2015 diantaranya The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya pada 2015. Kemudian resesi Eropa, dimana Zona euro akan memasuki deflasi dan resesi lain. Penurunan tajam harga minyak akan mendorong zona euro masuk ke era deflasi pada 2015 dengan sejumlah upaya dari Bank Sentral Eropa untuk menghindari berbagai kerugian. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan melambat di tengah kuatnya arus deflasi. Penurunan harga rumah dan harga komoditas global yang melemah akan terus menekan permintaan domestik dan menciptakan tekanan disinflasi yang sangat kuat. Pemerintah Tiongkok akan mencoba melakukan stimulus lebih jauh pada perekonomiannya meski tak akan cukup untuk menghindarkan negaranya dari perlambatan pertumbuhan ekonomi. Krisis minyak dunia masih akan menghantui pada tahun 2015 dimana beberapa negara berkembang yang mengekspor minyak akan terjerumus pada krisis neraca pembayaran. Penurunan harga minyak dunia akan mendorong negara-negara seperti Rusia dan Venezuela gagal membayar utangnya yang sudah jatuh tempo. Kondisi demikian diprediksikan akan menular ke negara berkembang lain dan mendorong lembaga internasional untuk campur tangan. Selain itu harga komoditas dan terjadinya pelemahan ekonomi global akan membawa efek pada pertumbuhan ekonomi negara-negara pengekspor minyak. Bahkan penurunan harga minyak akan mendorong perlambatan program investasi infrastruktur di beberapa negara besar. Sebagaimana proyeksi IMF World Economic Outlook pada Oktober, ekonomi global akan tumbuh dari 3,3 persen ke level 3,8 persen pada 2015. Ditengah kondisi ekonomi global bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mampu tumbuh sebagai kekuatan ekonomi dunia. Apakah telah semua anggota parlemen yang duduk menjadi anggota legilslatif telah menyetop segala bentuk perseteruan di tubuh DPR-RI?. Apakah para pakar ekonomi dan ilmuwan ekonomi Indonesi telah mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara ini? Stabilitas Ekonomi dan Politik Stabilitas ekonomi dan politik yang sehat akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam menghadapi ekonomi global. Suatu negara apabila tidak mampu menjaga stabilitas ekonomi dan politik akan menuai berrbagai persoalan. Partai-partai politik yang selalu “berseteru” akibat terjadinya dualisme kepemimpinan dalam partai bisa menggangu keberadaan angotanya yang duduk di parlemen. Semua parpol harus tunduk kepada negara dan peraturan negara yang mengatur tentang hak-hak untuk berkumpul dan berserikat. Namun apabila sudah terjadi “perpecahan” dan dualisme kepemimpinan dalam partai maka bisa membawa akibat yang kurang baik pada anggota dewan yang duduk di parlemen. Keberadaannya sebagai anggota dewan bisa dipertanyakan oleh rakyat maupun oleh beragai kalangan. Parpol-parpol “gaduh” yang kepengurusannya “tandingan” diduga sering membuat “keresahan” dalam masyarakat. Akibatnya kepercayaan publik terhadap parpol yang memiliki kepengurusan “tandingan” citranya rusak ditengah masyarakat bahkan menimbulkan citra negatif dalam iklim demokrasi. Demokrasi yang berlangsung secara fair menjadi salah satu indikator yang paling penting dalam mengukur nilai-nilai demokrasi pada suatu negara. Keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) harus menjadi pilar utama dalam meningkatkan pembangunan ekonomi disegala bidang. Wilayah Darat, Laut dan Udara harus benar-benar dijaga kedaulatannya sebagai suatu kesatuan dari NKRI. Semua sumber-suber kekayaan yang terdapat didalamnya haus dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-sebesarnya untuk kemakmuran rakyat. Namun dalam implementasinya sering terjadi sumber-sumber kekayaan alam yang menguasaai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh para “konglomerat-konglomerat”. Akhirnya disejumlah wilayah terjadi “pengkavlingan” usaha produktif hingga mencapai usia penguasaan lahan hingga 100 tahun. Penguasaan lahan hingga mencapai lebih dari ratusan ribu hektar oleh perusahaan swasta sering berbenturan dengan kepentingan masyarakat. Selain itu diduga perusahaan-perusahaan swasta skala besar tidak membayar pajak sesuai dengan nilai aset lahan yang dikuasainya baik itu hak guna usaha (HGU), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penghasilan (PPh) hingga pajak lainnya. Unruk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap seluruh perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia apakah telah membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Penyimpangan dan penyelewengan jabatan dengan diberlakukannya “Petahana” juga akan semakin menumbuhkan kepercayaan publik dalam memberantas KKN terutama dalam pemilihan kepala daerah dan akan mempersempit ruang bagi keluarga serta kerabat kepala daerah untuk mengusulkan keluarganya menjadi Bupati/Walikota. Berkaitan dengan itu dana moneter internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 mencapai 5,1 persen. Prediksi itu jauh berada di bawah perkiraan pemerintah yang mematok akselerasi output ekonomi tahun depan sebesar 5,8 persen hingga 7 persen. Jangkar dan fundamental ekonomi yang kokoh skenarionya harus disiapkan dalam menghadapi ekonomi global pada tahun 2015. Perlu dilakukan keseimbangan dan tindakan terhadap pasar dimana selama ini kebijakan kenaikan harga-harga dipasaran selalu mendahului kebijakan resmi pemerintah. Pemerintah harus memiliki kekuatan mencegah spekulasi pasar ataupun pelaku ekonomi sebelum ada kebijakan dari pemerintah harga-harga di pasaran tidak boleh naik atau dinaikkan sepihak oleh pelaku ekonomi. Sungguh ironis kenaikan gaji PNS misalnya salah satu peluang yang paling rentan dimanfaatkan oleh pelaku pasar/ekonimi untuk menaikkan harga barang seenaknya. Bahkan harga barang-barang dipasaran mencapai 20 persen hingga 25 persen. Padahal kenaikan gaji PNS memiliki limit waktu/periodenya baru bisa kenaikan gaji itu dinikmati oleh para PNS diseluruh tanah air tidak sampai 10 persen. Apabila pemerintah tidak mampu membuat payung hukum tentang kebijakan kenaikan harga maka seringkali pemerintah dituding “ompong” dalam menindak para pelaku pasar yang “seenak perutnya” menaikkan harga-harga di pasaran. Dalam hal inflasi juga pemerintah dituntut untuk transparan, apakah kenaikan harga BBM atau barang dipasaran 20 persen-25 persen laju inflasi hanya 1-2 persen? Teori ekonomi manakah yang digunakan hingga laju inflasi hanya sebesar itu sedangkan harga barang kenaikannya diatas 20 persen? Ahli-ahli dan pakar-pakar ekonomi di negeri ini harus menjelaskan dengan benar kepada rakyat tentang laju inflasi tiap tahun hanya sebesar 1-2 persen dari mana sumber dan asalnya?. Masyarakat kalangan miskin dinegeri ini masih jutaan orang jumlahnya dan para ahli ekonomi diminta pemikiran dan sumbangsihnya bagaimana mengatasi dan menekan jumlah angka masyarakat miskin di negeri ini. Langkah nyata itulah yang dituntut oleh negara dan rakyat kepada pakar-pakar ekonomi serta ahli-ahli ekonomi dinegeri ini untuk membuat terobosan nyata. Simpulan Tahun 2015 merupakan tantang berat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tatanan dunia global. Diperlukan jangkar dan langkah fubamental yang kokoh agar Indonesia kelak mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 5,8 – 7 persen. Sektor ekonomi produktif yang berpihak kepada rakyat harus lebih diutamakan sehingga menjadi menjadi kekuatan yang kokoh dalam menyokong pertumbuhan ekonomi yang ideal. Partai-partai yang suka membuat “kegaduhan” dengan kepengurusan “ganda” atau tandingan harus ditindak oleh pemerintah dan harus tunduk kepada peraturan negara sebagai bentuk implementasi bahwa berkumpul dan berserikat diatur serta dilindungi oleh undang-undang. Penerimaan pajak sebagai sumber pendapatan asli suatu negara harus dioptimalkan dan dilakukan diversifikasi penerimaan pajak seiring dengan perkembangan IPTEK. Pembangunan infrastruktur yang andal sebagai moda transportasi serta perputaran arus barang dan orang secara bertahap harus ditingkatkan sehingga berbanding lurus dengan iklim investasi maupun tuntutan dunia global. (Penulis: tinggal di kota Jambi).