Kompetensi SDM Guru Saatnya Dioptimalkan
Oleh : Nelson Sihaloho
Banyak nada-nada miring yang muncul tentang sumber daya manusia (SDM) Indonesia di luar negeri namun apabila dilakukan penelitian lebih lanjut berkemungkinan besar SDM-SDM Indonesia yang bekerja di luar negeri diperkirakan mencapai ribuan orang.
Sumber daya manusia (human resources) memiliki potensi yang sama baiknya dengan ilmuwan-ilmuwan Negara maju. Dengan jumlah penduduk sekitar 232 juta termasuk urutan ke 4 besar dunia setelah China, India dan Amerika Serikat.
Diperkirakan 1000 ilmuwan Indonesia berada diluar negeri yang tersebar diberbagai negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Belanda bahkan ada diantara mereka yang bekerja sebagai dosen maupun peneliti. Berita Suara Karya 12 Agustus 2009 mencatat bahwa sekitar 600 hingga 1000 ilmuwan Indonesia bekerja sebagai peneliti dan menempati posisi tinggi di berbagai perusahaan yang berbasis teknologi tinggi dinegara maju maupun didunia internasional. Bahkan Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdiknas, Fasli Jalal pada pertemuan dengan Perhimpunan pelajar Indonesia (PPI) sedunia di Jakarta tahun 2009 juga menyatakan hal yang sama. Hingga saat ini tercatat 40 ribu mahasiswa Indonesia sedang menuntut ilmu diluar negeri mulai dari tingkat sarjana hingga tingkat doktoral. Persoalan yang sangat krusial saat ini seberapa besar sumbangan para ilmuwan Indonesia dalam meningkatkan kualitas SDM yang biayanya justeru berasal dari pinjaman lunak ataupun dari Negara donor dengan sistem pinjaman bunga lunak itu?.
Yohanes Surya (2009) sebagai formatur Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional menyatakan pihaknya bertekad untuk terus mengirim 3000 ilmuwan keluar negeri setiap tahunnya mengingat potensi yang begitu besar untuk berkiprah didunia internasional. Diasumsikan bahwa pada tahun 2030 Indonesia dapat mengirim 30 ribuan ilmuwan kemancanegara menjadi sumberdaya istimewa karena mereka memiliki karakteristik unggul yang belum tentu dimiliki pelajar lain didalam negeri.
Para ilmuwan Indonesia bekerja sebagai tenaga ahli bidang perminyakan diwilayah Timur Tengah, sedangkan di negara-negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea mereka bekerja pada sektor industri manufactur dan industri otomotif. Negara Eropa dan Timur Tengah kini sudah melirik dan tertarik dengan tenaga kerja Indonesia khususnya dibidang tenaga medis. United Nation Development Programe (UNDP) 1990 mencatat bahwa pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia. Diantara berbagai pilihan itu yang terpenting adalah untuk berumur panjang dan sehat, berilmu pengetahuan dan untuk merupakan akses terhadap sumberdaya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak.
SDM memegang peranan penting dalam proses pembangunan, semakin tinggi kualitas SDM, maka semakin mendorong kemajuan suatu negara atau daerah. Saat ini peranan SDM lebih menonjol dibandingkan dengan modal fisik dalam proses pembangunan ekonomi. Karena itu investasi dibidang SDM menjadi suatu keharusan. Peran SDM terhadap pertumbuhan atau pembangunan ekonomi di suatu daerah dapat bersifat langsung dan dapat bersifat tidak langsung. Pembagunan SDM merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi. Kegagalan membangun SDM akan melahirkan problema krusial, pengangguran, kriminalitas, dan eselfare deferency yang menjadi beban sosial politik bagi pemerintah.
IPM menempuh indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang dilakukan suatu wilayah. Meskipun tidak dapat mengukur semua dimensi pembangunan manusia, namun mampu mengukur semua dimensi pokok manusia yang dinilai memberikan status kemampuan dasar penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah umur panjang dan sehat, yang diukur melalui angka harapan hidup waktu lahir berpengetahuan dan berketrampilan yang diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekali serta akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak yang diukur dengan pengeluaran konsumsi.
Adapun tujuan IPM adalah mengukur tingkat perkembangan manusia menurut dimensi huruf dan waktu melalui sebuah indeks yang dapat memberi gambaran, sebagai alat ukur tingkat pencapaian perkembangan manusia, memberikan gambaran tentang pencapaian pembangunan SDM yang sudah dicapai oleh suatu daerah/wilayah serta memberikan arahan terhadap Pemerintah dalam menyusun rencana pembangunan SDM.
SDM merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi. Setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada
krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment).
Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung.
Ekonomi abad ke-21, ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha.
Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40). Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis korporasi perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi manajemennya dengan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages. Masalah daya saing dalam pasar dunia yang semakin terbuka merupakan isu kunci dan tantangan yang tidak ringan. Realitas globalisasi tersebut membawa implikasi terhadap pengembangan SDM di Indonesia. Pendidikan merupakan kegiatan investasi di mana pembangunan ekonomi sangat berkepentingan. Pembangunan ekonomi membutuhkan kualitas SDM yang unggul baik dalam kapasitas penguasaan IPTEK maupun sikap mental, sehingga menjadi subyek dan pelaku pembangunan yang handal.Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Problem utama dalam pembangunan sumberdaya manusia adalah terjadinya missalocation of human resources. Pada era sebelum reformasi, pasar tenaga kerja mengikuti aliran ekonomi konglomeratif.
Tenaga kerja cenderung memasuki dunia kerja bercorak konglomeratif mulai dari sektor industri manufaktur hingga perbankan. Dunia pendidikan akhirnya masuk dalam kemelut ekonomi politik, terjadinya kesenjangan ekonomi yang diakselerasi struktur pasar yang masih terdistorsi.Kenyataan menunjukkan banyak lulusan terbaik pendidikan masuk ke sektor-sektor ekonomi yang justru bukannya memecahkan masalah ekonomi, tapi malah memperkuat proses konsentrasi ekonomi dan konglomerasi, yang mempertajam kesenjangan ekonomi. Untuk mengantisipasi tuntutan globalisasi kebijakan link and match harus mendapat tempat sebagai sebuah strategi yang mengintegrasikan pembangunan ekonomi dengan pendidikan.
Menurut Amstrong (1990) sumberdaya manusia merupakan harta yang paling penting dalam suatu organisasi, oleh sebab itu sumberdaya manusia harus mendapatkan perhatian yang sangat serius agar sasaran organisasi sesuai dengan harapan, agar sumberdaya manusia dapat meningkat, maka perlu pengembangan sumber daya manusia.
Mengutip pendapat Christoper Huhne menyatakan bahwa, pengadaan tenaga kerja yang berkompeten paling menentukan nasib negara maju dibanding faktor lainnya. Manusia merupakan unsur utama dari seluruh kepentingan pembangunan yang menempatkan posisinya pada dua peran yaitu sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek pembangunan. Meningkatnya kepedulian terhadap upaya pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas dimulai sejak era 80-an yaitu dengan munculnya paradigma yang berorientasi pada kebutuhan dasar masyarakat (basic need development) untuk mengukur keberhasilan pembangunan dengan melalui Indeks mutu hidup (physical quality of life index). Era 90-an muncul paradigma baru pembangunan manusia merupakan proses memperluas pilihan-pilihan penduduk (inlarging choices of people) untuk mengukur pilihan-pilihan tersebut digunakan indext komposit berdasarkan 3 dimensi parameter yakni, derajat kesehatan dan usia hidup (longetivity) yang diukur dengan angka harapan hidup (life expectancy rate, pengetahuan (knowledge) yang diukur dengan kombinasi antara melek huruf dan rata-rata lama sekolah serta standar hidup layak (decent living) penduduk dilihat dari daya beli masyarakat (purchasing power parity) dimana dalam perhitungannya menggunakan ukuran GDP (Gross Domestic Product) riil perkapita yang tidak disesuaikan (adjusted GDP real per capita).
Peningkatan kualitas penduduk dapat dilakukan melalui tiga jalur strategik sasaran, yaitu perbaikan gizi dan kesehatan masyarakat, peningkatan pendidikan dalam arti luas, serta meningkatkan partisipasi penduduk dalam pekerjaan (labor participation ratio) dan mengurangi tingkat ketergantungan penduduk non produktif (dependency ratio).
Profesionalisme Guru
Merencanakan suatu pendidikan dan masa depan yang baik adalah dengan meningkatkan kualitas guru. Meningkatkan kualitas guru berarti guru pada profesionalitas yang diharapkan (actual profesionality). Endang Komara, (2006) menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Mc Cully menyatakan “profesi is a vocation an wich profesional knowledge of some departement a learning science is used in its application to the of other or in the practice of an art found it”. Sedangkan profesionalime menurut Freidson adalah sebagai komitmen untuk ide-ide profesional dan karir”.
Hubungan antara professional dan profesi dalam konteks pekerjaan sangat erat dimana pekerjaan profesional didukung oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam dan didapatkan dari lembaga pendidikan yang sesuai, sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Suatu profesi menekankan pada suatu keahlian bidang tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang satu dengan yang lainnya dapat dipisahkan secara tegas. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan pada latar belakang pendidikan yang dialaminya, diakui oleh masyarakat, sehingga semakin tinggi latar belakang pendidikan akademik sesuai dengan profesinya, semakin tinggi tingkat keahliannya maupun tingkat penghargaan yang diterimanya.Suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki efek terhadap sosial kemasyarakatan, sehingga masyarakat memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap efek yang ditimbulkan dari pekerjaan profesinya.
Cowell (19880mengatakan bahwa kompetensi dikategorikan mulai dari tingkat sederhana atau dasar hingga lebih sulit atau kompleks yang pada gilirannya akan berhubungan dengan proses penyusunan bahan atau pengalaman belajar.
Pendidikan begitu memegang peran penting dalam era globalisasi. Anthony Giddens dalam bukunya yang berjudul “The Global Third Way Debate” mengatakan bahwa kemakmuran ekonomi jangka panjang suatu bangsa berkaitan dengan kemampuannya dalam kapasitas inovasi, pendidikan dan riset. Menurut hasil survei The Political and Economic Risk Consultantcy (PERC) Hongkong menempatkan mutu pendidikan di Indonesia lebih rendah dibandingkan Vietnam dari 12 negara yang disurvei.
Muhammad Fachri (20070 menyatakan materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learner) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka.
Fitjrof Capra (1982) menekankan pentingnya melihat segala sesuatu secara keseluruhan: “multidis-ciplinary, holistic approach to reality”. Pendekatan ini dapat diterapkan pada hal yang menyangkut bagaimana mempelajari manusia dan semua unsur-unsur per-adabannya. Sizer dan Sizer (1999) mengatakan bahwa tujuan pendidikan selain untuk mempersiapkan manusia masuk ke dalam dunia kerja, adalah untuk membuat manusia dapat berpikir secara menyeluruh serta menjadi manusia yang bijak (thoughtful and decent human being). Indonesia Heritage Foundation (IHF) yang merupakan yayasan bergerak dalam bidang charac¬ter building, mencoba mengembangkan model pendidikan holistik berbasis karakter. IHF memiliki visi ” membangun bangsa berkarak¬ter “. Pengembangan pendidikan holistik ini menanamkan 9 pilar karakter nilai-nilai luhur universal yang terdiri dari cinta Tuhan dan alam beserta isinya, tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian, kejujuran, hormat dan santun, kasih sayang, kepedulian dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, ke-adilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati serta toleransi, cinta damai dan persatuan.Intinya profesionalisme guru di Indonesia saatnya dipacu dan dioptimalkan sehingga semua anak didik yang kelak menimba ilmu didunia pendidikan akan tumbuh sebagai generasi-generasi penerus bangsa yang unggul dan kompeten. (dihimpun dari berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar