Mengenal Sekilas Carl Gustav Jung
dan Teori Psikologinya
Oleh : Nelson Sihaloho
Carl Gustav Jung merupakan salah satu ilmuwan Swiss yang dilahirkan disebuah desa kecil bernama Kesswil pada tanggal 26 Juli 1875. Desa kelahiran Car Gustav Jung merupakan daerah yang berbatasan dengan lereng pegunungan Alpen atau berada dipinggiran danau Costante.
Apabila ditelusuri dari sejarahnya, Car Gustav Jung mulai belajar bahasa Latin dari ayahnya ketika ia berusia 6 tahun. Pada usianya yang masih tergolong dini ini, oleh ibunya bernama Emilie Preiswerk diperkenalkan dengan studi tentang perbandingan berbagai agama melalui komik-komik. Jung menaruh minat yang sangat bersar terhadap gambar-gambar eksotik dewa-dewa dalam agama Hindu.
Semasa di gymnasium (SMA) Jung melanjutkan pendidikan di Universitas Basel dimana Jung sebenarnya tertarik dengan bidang arkeologi. Karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan, akhirnya pilihan jatuh pada bidang kedokteran. Alasannya adalah bahwa dengan menjadi dokter (kelak), Jung masih bisa mewujudkan keinginannya memperdalam arkeologi.
Karena kurikulum pada fakultas kedokteran mensyaratkan mata kuliah psikiatri dan Jung tidak tertarik dengan mata kuliah ini hingga suatu saat pada tingkat akhir Jung membaca tulisan Richard von Krafft-Ebing (Lehrbuch der Psychiatrie) yang sering disebut dengan teksbook tentang Psikiatri. Karena Jung melihat peluang bahwa psikiatri adalah cara atau jalan untuk menggabungkan minatnya di bidang filsafat dengan komitmennya terhadap natural sciences.
Tahun-tahun terakhir sebagai mahasiswa kedokteran berdasarkan fakta tulisan dari berbagai sumber mengungkapkan ada dua pengalaman yang tidak terlupakan oleh Jung sehingga membuatnya takjub akan para psikologi (studi tentang gejala-gejala kehidupan yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah). Berdasarkan fakta dari berbagai sumber itu terungkap bahwa pengalaman pertama terjadi dimana pada suatu hari ketika Jung sedang belajar di rumahnya. Jung mendengar suara yang sangat keras, seperti bunyi pistol yang meletup dari ruang makan yang terletak di sebelah kamarnya.
Suara itu ternyata berasal dari sebuah meja yang terbuat dari kayu walnut utuh yang sudah berumur 70 tahun. Meja itu terbelah dari pinggir hingga ke bagian tengahnya. Jung tidak bisa menemukan jawaban mengapa peristiwa itu bisa terjadi. Pengalaman kedua terjadi dua minggu kemudian. Ketika Jung kembali ke rumahnya pada suatu malam, Jung menemukan perabotan rumahnya porak poranda. Ibu dan adik perempuannya maupun pembantunya juga mendengar suara yang sangat keras dari ruang makan namun mereka tidak menemukan sesuatu yang pecah atau jatuh.
Jung kemudian memeriksa ruang makan, dan akhirnya menemukan sesuatu. Di dalam almari makan, didapatinya pisau roti telah terpotong menjadi 4 bagian yang terpisah. Peristiwa ini begitu mengesankan Jung, hingga kemudian Jung menyimpan potongan pisau roti itu sebagai barang bukti. Perhatiannya terhadap parapsikologi semakin besar beberapa minggu setelah kejadian pisau roti itu, ketika Jung mendapati seorang gadis berusia 15 tahun yang mengalami trance dan memperoleh penglihatan (vision) dan bisa berkomunikasi secara ajaib.
Trance sebagaimana menurut definisi Jung, adalah sesuatu yang spontan. Namun dalam kondisi yang demikian, gadis tersebut bisa berkomunikasi dalam bahasa dan dialek Jerman secara fasih (bukan seperti lazimnya dialek gadis desa di Swiss). Fakta juga mengungkapkan bahwa Jung mencatat kejadian itu dan kemudian menjadikannya fenomena gadis kecil itu sebagai salah satu bagian penting dari disertasi doktornya.
Tulisannya tentang kejadian tersebut dipublikasikan Jung dengan judul “Zur Psychologie und Pathologie sogennanter occulter Phanomene” (Tentang Psikologi dan Patologi Fenomena yang disebut dengan Okultis.
Dari Dokter ke Psikologi
Jung lulus sebagai dokter pada tahun 1900 dan kemudian diangkat sebagai dokter pembantu di sebuah rumah sakit terkenal bernama Burgholzli, di Zurich dimana Eugene Bleuler adalah dokter kepala dib idang psikiatri di rumah sakit tersebut.
Bleuler dikenal sebagai orang yang memiliki minat yang sama dengan Jung dalam hal parapsikologi. Dua tahun kemudian Jung dipromosikan sebagai dokter senior dan juga diminta untuk mengajar mata kuliah psikiatri di Universitas Zurich.
Selanjutnya pada tahun 1902-1903, bersama Pierre Janet (orang pertama yang mencetuskan ide tentang psikiatri dinamis sebagai pengganti psikiatri konvensional atau psikiatri abad XIX) Jung belajar di Paris.
Janet memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap Jung. Bahkan beberapa tahun kemudian, Jung menyatakan bahwa dalam hidupnya, dirinya hanya memiliki dua guru yaitu Bleuler dan Janet.
Bahkan di RS Burgholzli - sebelum dan sesudah Jung belajar di Paris, Bleuler menaruh perhatian besar terhadap karir Jung. Bleuler membantu Jung dalam penyediaan laboratorium di RS untuk keperluan penelitian parapsikologi.
Tahun 1904, sekembalinya dari Paris Jung bersama dengan beberapa rekan dokter melakukan eksperimen yang dikenal dengan Tes Asosiasi Kata (Word Association Test = WAT).
Bleuler sangat mendukung usaha Jung, karena umumnya para psikiatris di Swiss pada waktu itu selalu mengkaitkan penyakit mental atau kejiwaan disebabkan oleh faktor organik, fisik. Eksperimen Jung dalam WAT inilah yang kemudian mengantarkannya berkenalan dengan tokoh psikologi bernama Sigmund Freud tokoh psikoanalisa dari Jerman.
Tahun 1903 Jung menikah dengan Emma Rauschenbach. Mereka dikaruniai tiga orang putri dan satu orang putra. Jung dan Emma kemudian membangun keluarga mereka di Kusnacht, yang dikenal dengan kota satelit dari Zurich. Mereka menetap dikawasan itu hingga akhir hayat mereka.
Tahun 1948, Jung mendirikan sebuah institut di Zurich untuk meneruskan penelitian-penelitiannya bahkan sebagai wadah untuk melatih mereka yang berminat menjadi (psiko)analis.
Jung juga banyak menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam tulisan, termasuk banyak melalukan perjalanan baik untuk mengajar dan lebih sering mengumpulkan data atau informasi terutama tentang Mimpi dan hal lainnya yang berhubungan dengan teorinya.
Jung mengunjungi Afrika, India, Inggris dan juga Amerika. Jika tidak melakukan perjalanan, Jung senantiasa menyelenggarakan seminar mingguan baik di Zurich, Jerman dan juga di Inggris. Dalam mendidik, Jung menerapkan pendekatan informal namun dia memegang teguh kebiasaan bahwa para anak didiknya yang berniat untuk menjadi (psiko)analis harus melalui proses analisis individual yang dilakukannya sendiri. Jung dikenal sebagai pribadi dan pendidik yang terbuka terhadap gagasan-gagasan baru sebagaimana tercermin pada apa yang dikatakannya.
Minatnya terhadap kehidupan psikisnya tercermin dalam buku yang berjudul “Memories, Dreams, Reflections” (Ingatan, Mimpi dan Renungan) yang menggambarkan kehidupan seorang ilmuwan yang penuh keteladan diri dan dipengaruhi oleh aspek-aspek teori psikologi yang dikembangkannya.
Pada tahun 1945 usia Jung mendekati 70 tahun dan mulai mengurangi kegiatannya sebagai analis dan mengkhususkan diri untuk menulis dan mengajar. Jung meninggal di Kusnacht, Swiss pada tanggal 6 Juni 1961 hanya beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke 86.
Teori Jung
Carl Gustav Jung banyak melakukan eksprimen dibidang psikoanalitik seperti psyche yang tampak yang sering disebut dengan (Visible Psyche) dan Bawah Sadar (Unconscious). Psyche adalah merupakan gabungan atau jumlah dari keseluruhan isi mental, emosional dan spiritual seseorang. Karena merupakan gabungan dari sejumlah unsure, kita sering mendapati bahwa Psyche kita menunjukkan atau tampak sebagai sesuatu yang kontradiktif atau bertentangan. Ada tiga hal yang menjadi prioritas utama dari teori Jung yaitu persona, ego dan tipologi.
Persona merupakan wajah kepribadian yang ditunjukkan kepada dunia luar, dengan maksud agar dapat diterima dan dihargai secara sosial. Wujud nyata dari Persona adalah perilaku atau sopan santun yang kita tunjukkan, misalnya dengan berkata sopan dan lain-lain. Orang tidak akan mengenakan topeng yang sama untuk setiap kesempatan atau pada setiap waktu atau tempat. Setiap topeng adalah merupakan respon terhadap situasi atau individu yang spesifik.
Persona bermanfaat untuk adaptasi dengan dunia (luar). Tanpa Persona yang berkembang, orang akan menemui kesulitan sosial untuk mencapai tujuan tertentu dengan mengandaikan impresi atau kesan positif dari orang lain.Dalam beberapa kasus, Persona seseorang bisa menimbulkan konflik dengan harapan orang lain. Persona sebagaimana yang diinginkan (oleh dunia luar) kadang juga dapat dibentuk secara sengaja dan dapat berhasil atau berfungsi dengan baik. Persona adalah juga bersifat mandiri dan bisa memunculkan konflik dengan harapan atau kesadaran seseorang.
Ego atau saya dalam bahasa Latin adalah merupakan pusat dari kesadaran inisiator, pengarah dan pengamat terhadap pengalaman-pengalaman (kesadaran) seseorang. Sedangkan pusat dari keseluruhan kepribadian (baik kesadaran maupun bawah sadar) disebut dengan Self. Sebagai pusat dari kesadaran, ego yang berfungsi dengan baik akan menerima realitas secara akurat dan akan mampu memilah dunia luar dari inner images. Ego semacam ini akan mampu mengarahkan pikiran dan tindakan seseorang.
Pembentukan Ego menurut teori Jung, dimulai dengan benturan antara kebutuhan fisik seseorang dengan lingkungannya. Sebagai pusat dari kesadaran, ego menjamin atau menyediakan kesinambungan (continuity) terhadap kepribadian. Hal ini terlihat sewaktu kita berbicara. Ego akan membawa kenangan yang akan dapat menghubungkan seseorang dengan masa lalunya bahkan dengan kompleksitas pengalaman-pengalamannya saat ini.
Ego atau saya dalam bahasa Latin adalah merupakan pusat dari kesadaran inisiator, pengarah dan pengamat terhadap pengalaman-pengalaman (kesadaran) seseorang. Sedangkan pusat dari keseluruhan kepribadian (baik kesadaran maupun bawah sadar) disebut dengan Self. Sebagai pusat dari kesadaran, ego yang berfungsi dengan baik akan menerima realitas secara akurat dan akan mampu memilah dunia luar dari inner images. Ego semacam ini akan mampu mengarahkan pikiran dan tindakan seseorang.
Pembentukan Ego menurut teori Jung, dimulai dengan benturan antara kebutuhan fisik seseorang dengan lingkungannya. Sebagai pusat dari kesadaran, ego menjamin atau menyediakan kesinambungan (continuity) terhadap kepribadian. Hal ini terlihat sewaktu kita berbicara. Ego akan membawa kenangan yang akan dapat menghubungkan seseorang dengan masa lalunya bahkan dengan kompleksitas pengalaman-pengalamannya saat ini.
Selanjutnya adalah, tipologi. Setiap orang adalah unik karena dipenuhi oleh pengalaman-pengalaman historis yang begitu banyak dan beragam. Tanggapan kita terhadap pengalaman-pengalaman ini adalah hasil dari temperamen yang belum tampak (inborn temperament) dimana bahan dasar yang sifatnya majemuk dari tanggapan-tanggapan yang kita tunjukkan sebelumnya.
Berdasarkan teori kepribadian Jung, memiliki ego, persona dan komponen lain dari psyche, masing-masing dengan karakter kepribadian individual. Meskipun demikian, ada kesamaan di antara individu yang berbeda dimana dapat ditarik suatu benang merah untuk membentuk suatu dimensi.
Jung mengembangkan teori tentang type yang kemudian dikenal dengan “Tipologi Jung” berdasarkan hasil pengamatan terhadap hubungan Sigmund Freud dengan para pengikutnya diantaranya Alfred Adler. Adler dan Freud tidak sependapat tentang asal-muasal neurosis.
Namun bagi Freud, asal atau sebab neurosis adalah konflik seksual sedangkan Adler menyatakan konflik social khususnya keinginan terhadap kekuasaan. Perbedaan ini sebagaimana diamati oleh Jung, adalah merupakan perbedaan cara pandang dalam mengalami dunia luar.
Menurut Leona Tyler seorang professor psikologi dan pengarang buku “The Psychology of Human Difference” (1965) menyatakan bahwa Jung adalah orang pertama yang menggunakan istilah, extraversion dan introversion untuk menggambarkan kepribadian atau tipe-tipe psikologis, sekalipun perbedaan di antara keduanya sudah ada selama berabad-abad silam.
Berdasarkan penelusuran literatur sejarah, Jung menemukan hal yang sama misalnya perbedaan ideologis antara Carl Spittler dan Johann Wolfgang Goethe, antara Apollo dan Dionysius. Jung melihat Freud sebagai seorang yang extraversi sedangkan Adler sebagai introversi. Perbedaan-perbedaan inilah kelak yang diduga pemicu perpisahan antara Freud dan Jung. Introversion menaruh perhatian terhadap faktor-faktor subyektif (subjective factors) dan tanggapan internal (inner response). Orang dengan tipe ini akan menikmati kesendiriannya dan akan mencurahkan perhatiannya terhadap hal-hal yang sifatnya subyektif. Seorang introvert secara relatif akan memiliki teman yang lebih sedikit namun ia akan sangat setia, loyal terhadap mereka. Ia akan tampak sebagai pemalu dalam situasi sosial, dan mungkin juga sangat hati-hati, pesimistis dan kritis. Sebaliknya, seorang extravert akan menaruh perhatian lebih pada dunia di luar dirinya.
Tipe kepribadian ini akan berpengaruh terhadap perasaan, pikiran dan perilaku seseorang, dan ia akan berada di bawah kendali ego.
Jung mengawali pekerjaannya sebagai seorang psikiatris dan menulis teori-teori psikologi tentang orang dewasa. Kebersamaannya dengan Freud adalah merupakan tahun-tahun yang penting terhadap perkembangan intelektual dan professional Jung bahkan hal demikian tidak pernah disangkal oleh Jung.
Tahun 1906 Jung mengirimi Freud copy pertama dari “Diagnostic Assocation Studies : Contributions to Experimental Psychopathology” yang disuntingnya dan berisikan 6 studi dari Jung dan dokter-dokter lainnya di RS Burgholzli. Freud memberikan catatan dan juga copy pertama dari Collected Short Papers on the Theory of the Neuroses.
Jung menyadari bahwa teori-teorinya tidak sama dengan teori-teori Freud. Namun di atas perbedaan ini, atas dukungan Freud, Jung diangkat menjadi presiden dari International Psychoanalytic Association (IPA) tahun 1910.
Berdasarkan penelusuran literatur, Jung sendiri pernah menyebut dirinya sebagai murid Freud bahkan menyatakan loyalitasnya pada Freud. Sebagian besar karya Jung sama sekali tidak mencerminkan ciri-ciri Freudian (pengikut Freud). Ada juga pendapat umum yang mengatakan bahwa Jung sebenarnya hanya menyimpang sedikit dari teori-terori Freud. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pemikiran-pemikiran Jung adalah orisinal, asli khususnya mengenai sistem psikologi, psikoterapi dan analisis tentang mimpi sangat berbeda dengan psikoanalisis Freud. Masih banyak hal yang sebenarnya harus dikemukakan tentang Carl Gustav Jung salah seorang ilmuwan yang besar meskipun di beberapa Fakultas Psikologi dibeberapa Universitas di Indonesia materi kuliah tentang Carl Gustav Jung telah ada yang dihilangkan.
Menurut hemat penulis teori Carl Gustav Jung memilki banyak manfaat terutama untuk pendidikan, psikologi belajar hingga psikologi masa depan. (dihimpun dan disarikan dari berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar