Rabu, 30 Mei 2012

CATATAN PEMBINAAN KESISWAAN

Catatan pengembangan bidang kesiswaan di sekolah LPIR AAJANG MENGASAH KEMAMPUAN SISWA MENELITI Oleh : Nelson Sihaloho Abstrak: Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam mengembangkan potensi, watak dan peradaban bangsa. Peningkatan kualitas SDM khususnya dilingkungan sekolah dapat dilakukan dengan melakukan penelitian dibidang IPA, IPS maupun bidang teknologi. Melalui penelitian diharapkan bakat, minat dan kemampuahn siswa akan semakin terasah serta mampu menjadikan sekolah sebagai garda terdepan dalam melakukan riset-riset ataupun penelitian. Berbagai moment dan agenda penting yang telah menjadi kalender of event dilakukan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) seperti OSN,FO2SLN maupun Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) merupakan suatu kompetisi untuk meningkatkan mutu dan kualitas SDM. Sekolah yang mampu menunjukkan prestasi apabila lolos menjadi finalis dan berhasil meraih juara akan menjadi bahan penilaian khusus pada standar nasional pendidikan (SNP) oleh instansi terkait khususnya pada indikator kinerja kunci tambahan (IKKT). Intinya dapat disimpulkan bahwa kegiatan LPIR yang merupakan salah satu agenda penting Kemdikbud dan rutin dilakukan setiap tahun secara signifikan akan mengasah kemampuan siswa dalam bidang penelitian ataupun riset-riset. Kata kunci: Lomba, Penelitian, Ilmiah dan Remaja. Pendahuluan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) tingkat SD, SMP dan SMA diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjenmandikdasmen). Khusus untuk SMP diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMP merupakan suatu ajang kompetisi karya ilmiah remaja yang diperuntukkan untuk siswa di seluruh Indonesia. Kegiatan ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama memotivasi siswa, guru dan sekolah untuk berperan mengikuti perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Peran serta siswa, guru dan sekolah secara signifikan cukup baik terbukti dnegan jumlah naskah karya ilmiah yang diterima oleh panitian setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Kemdikbud (2011) pada tahun 2006 naskah yang masuk sebanyak 754 naskah, tahun 2007 sebanyak 1134 naskah, tahun 2008 sebanyak 1051 naskah, tahun 2009 sebanyak 1332 naskah, tahun 2010 sebanyak 1105 naskah serta tahun 2011 sebanyak 1113 naskah. Sebagaimana sumber Kemdikbud (2011) menjelaskan bahwa dengan jumlah naskah yang masuk ke pihak panitia terus mengalami peningkatan itu merupakan indikasi positif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan terutama adanya peningkatan motivasi sekolah dan guru untuk memfasilitasi siswanya mengikuti lomba penelitian ilmiah remaja. Fasilitasi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dan guru kepada siswa diharapkan menjadi salah satu pendukung pilar peningkatan mutu pendidikan yang sedang dilaksanakan oleh Kemdikbud sebagai visi dan misinya dalam pembangunan pendidikan nasional. Meski demikian banyak hambatan yang dihadapi oleh suatu sekolah dalam mengasah bakat dan kemampuan siswa khususnya dalam bidang penelitian. Masalah yang dihadapi diantaranya khususnya sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang jadwalnya cukup padat. Jadwal belajar yangdimulai pada pukul 07.15 akan berakhir dengan pukul 15.30 WIB. Berbeda dengan sekolah reguler dan sekolah standar nasional (SSN) dengan jadwal sekolah dimulai pada pukul 07.15-14.00 WIB memiliki banyak peluang dan waktu untuk mempersiapkan siswanya untuk melakukan penelitian. Namun permasalahan yang muncul dilapangan bukan hanya pada masalah waktu, tetapi masalah lainnya adalah seperti biaya, sarana dan prasarana pendukung penelitian ditambah dengan berbagai faktor penghambat lainnya akan menjadikan sekolah khususnya para guru pendamping siswa sering mengalami kewalahan dalam mempersiapkan siswa untuk LPIR. Pengalaman penulis selama membimbing siswa dalam LPIR banyak hambatan dan kesulitan yang harus disingkirkan agar karya penelitian siswa bisa lolos menjadi finalis. Tahun 2006 misalnya dalam lomba lingkungan hidup tingkat SMP yang dilaksanakan oleh Dirjen Mandikdasmen, Kemdinas di pusatkan di Ciawi Bogor sangat terasa bahwa karya yang lolos benar-benar qualified. Tapi dalam presentase karya ilmiah tersebut banyak yang harus diperbaiki khususnya dalam mengkaji hasil-hasil penelitian maupun dalam memaparkan hasil-hasil penelitian. Tiga tahun kemudian pada tahun 2009 bertempat di Grand Hotel Jakarta juga demikian, hasil karya penelitian siswa yang lolos masuk finalis dipresentasekan dihadapan dewan juri penulis akui masih banyak kekurangannya. Tahun 2011 bertempat di Hotel Solo Paragon, Surakarta, Semarang Jawa Tengah sebanyak 2 naskah karya siswa bimbingan penulis lolos masuk finalis bidang IPA dan IPS. Tatkala dipresentasekan dihadapan dewan juri ternyata setelah dilakukan pemaparan penulis mengakui masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki baik dalam metode penelitian maupun dalam memaparkan hasil-hasil penelitian. Berbagai permasalahan sebagaimana diuraikan diatas mengindikasikan bahwa karya penelitian yang bisa masuk finalis adalah karya-karya yang berbobot, bermutu dan memang layak masuk finalis sesuai dengan kriteria penilaian yang dilakukan oleh Tim Pusat. Tujuan dan Hasil yang Diharapkan Sebagaimana data Kemdikbud tahun 2011 bahwa tujuan diadakannya LPIR adalah meningkatkan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatkan kesadaran siswa secara dini terhadap peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan serta menumbuhkan rasa ingin tahun, kreativitas dan inovasi para remaja melalui kegiatan penelitian. Kemudian memberikan ajang komunikasi kelompok ilmiah remaja (KIR), menumbuhkembangkan suasana kompetitif yang sehat di bidang penelitian, mengembangkan iklim yang akademis untuk meningkatkan kreativitas siswa serta mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara ilmiah. Sedangkan hasil yang diharapkan dalam kegiatan LPIR adalah terwujudnya suasana iklim akademis disekolah melalui peningkatan kreativitas, kemampuan berkomunikasi secara ilmiah dan kepedulian terhadap permasalahan yang berkembang di masyarakat serta terpilihnya karya ilmiah siswa terbaik dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Keterangan Foto: Salah satu siswa bidang lomba IPS sebelum mepresentasekan karya iliah dihadapan dewan juri di hotel Solo Paragon. Penulis ketika sedang mengikuti kegiatan “Tour Education” di Candi Borobudur yang merupakan suatu rangkaian kegiatan LPIR tahun 2011. Pembahasan Membimbing siswa dalam karya tulis ilmiah khususnya karya ilmiah remaja termasuk salah satu kegiatan yang paling sulit bagi setiap siswa maupun guru apalagi lolos finalis. Berdasarkan pengalaman penulis sebagus apapun karya-karya yang dibuat oleh siswa apabila tidak pernah dilombakan ataupun dinilai oleh orang lain dapat dibuktikan bahwa karya-karya yang dikerjakan belum tentu bermutu. Untuk membuktikan bahwa karya-karya siswa dan guru dikatakan profesional adalah melalui kompetisi dan lomba. Sekolah bermutu dan favorit adalah sekolah yang benar-benar menciptakan iklim belajar yang menyenangkan dan kondusif dalam lingkungan sekolah. “Learning is fun atau belajar menyenangkan merupakan “atmosfir keberhasilan awal” dalam melakukan riset-riset ataupun penelitian dilingkungan sekolah. Penelitian-penelitian yang bemutu akan lahir dari lingkungan suatu sekolah apabila pihak sekolah mengimplementasikan budaya meneliti. Dengan menanamkan semangat keberhasilan dan “berpikir bisa” semua berbagai bentuk dan ragam hasil-hasil penelitian akan berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Keterangan foto: Penulis bersama Diyah Budi Avriani, Juliyanti usai melapor ke pihak panitia di Hotel Solo Paragon berfoto ditempat gedung utama tempat berlangsungnya acara pembukaan LPIR tahun 2011. (foto/ist). Belajar ataupun bekerja pada bidang-bidang yang diminati terlebih lagi didukung dengan bakat serta talenta yang sesuai, akan memberi semangat dalam mempelajari atau menjalaninya. Namun seringkali remaja memilih suatu bidang ekstra kurikuler yaitu bidang yang sedang popular, tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari. Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Menurut John Holland, minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu dimana siswa akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk mengambangkan bakat dan minat siswa yaitusejak usia dini cernati berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak, membantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya. Mengembangkan konsep diri positif pada anak, perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di berbagai bidang. Mengusahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni bidang-bidang yang menjadi kelebihannya, meningkatkan motivasi anak dan melatih kemampuannya, stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain. Memberikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak, menyediakan fasilitas atau sarana untuk mengembangkan bakat anak, mendukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya. Sejalan dengan peningkatan mutu sumberdaya manusia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (Direktorat PSMP), Ditjen Mandikdasmen, telah melakukan berbagai upaya, baik pengembangan mutu pembelajaran, pengadaan sarana dan prasarana, perbaikan manajemen kelembagaan sekolah, maupun pembinaan kegiatan kesiswaan. Peningkatan mutu diarahkan kepada guru sebagai tenaga kependidikan yang berperan sentral dan strategis dalam memfasilitasi perkembangan pribadi peserta didik di sekolah. Peningkatan mutu guru merupakan upaya mediasi dalam rangka pembinaan kesiswaan. Dalam pembinaan kesiswaan terlingkup program kegiatan yang langsung melibatkan peserta didik (siswa) sebagai sasaran, termasuk program yang melibatkan guru sebagai mediasi atau sasaran antara (tidak langsung). Sasaran akhir dari kinerja pembinaan kesiswaan adalah perkembangan siswa yang optimal, sesuai dengan karakteristik pribadi, tugas perkembangan, kebutuhan, bakat, minat dan kreativitasnya. Pembinaan kesiswaan di sekolah merupakan tanggung jawab semua tenaga kependidikan. Setiap guru sebagai pendidik seyogianya memahami, menguasai, dan menerapkan kompetensi bidang pembinaan kesiswaan. Fungsi dan tujuan akhir pembinaan kesiswaan secara umum sama dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; sebagaimana tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. Sesuai dengan tujuan dan karakteristik materi program pembinaan kesiswaan tersebut di atas, maka strategi yang digunakan meliputi pelatihan (terintegrasi dan distrik), lokakarya, kunjungan sekolah (school visit), dan perlombaan/ pertandingan (bersifat kompetisi). Penggunaan jenis strategi harus bersifat fleksibel, artinya dapat digunakan satu strategi untuk program tertentu dan atau beberapa strategi dikombinasikan dalam pelaksanaan satu atau beberapa program, yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pelaksanaan. Penutup Pembinaan kesiswaan berkaitan erat dengan bagaimana kita mempersiapkan siswa untuk mampu mengembangkan potensi, minat, bakatnya dengan optimal. LPIR merupakan salah satu kegiatan dalam bidang pembinaan kesiswaan dimana siswa difokuskan untuk melakukan penelitian sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Meskipun kegiatan penelitian terasa sulit namun apabila dilakukan secara berkelanjutan siswa akan mampu menjadi peneliti-peneliti muda yang berprestasi. Menciptakan iklim dan kompetisi yang sehat pada lingkungan sekolah melalui berbasis penelitian dan riset akan melahirkan siswa-siswa yang andal. Perlu dicermati bahwa dengan membudayakan iklim penelitian sejak dini pada lingkungan sekolah maka potensi bakat dan minat siswa akan tersalurkan. Bidang kesiswaan harus mendapatkan perhatian yang serius dari pihak sekolah termasuk pengembangan kurikulum bidang pembinaan kesiswaan sehingga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan bakat, minat dan potensi siswa. (* dihimpun dari berbagai sumber-sumber relevan). TULISAN INI TELAH DIMUAT PADA NAJALAH TEGAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar